PEMBINAAN POTENSI DAN PENGEMBANGAN PERAN PEMUDA INDONESIA

Disampaikan oleh :
T. ACHMAD THALA’A (Mantan Ketua DPD KNPI Deli Serdang periode 1995-1998)

( Materi ceramah pada kegiatan Dialog Pemuda Kabupaten Deli Serdang yang dilaksanakan PEMKAB Deli Serdang tanggal, 27 Desember 2005 )


I. PENGANTAR.

Dari lubuk hati yang dalam, saya ingin menyampaikan antusiasme saya atas kegiatan dialog pemuda Kabupaten Deli Serdang yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, saya berharap kegiatan ini dapat berlanjut terus dan terprogram, sehingga dinamika Pemuda di Kabupaten Deli Serdang dapat menyumbangkan peran nyata untuk ikut membangun bangsa dan tanah air tercinta khususnya di Kabupaten Deli Serdang.

Didalam banyak hal, apa-apa yang saya paparkan didalam tulisan ini merupakan refleksi dari endapan pengalaman serta pengetahuan saya, yang terbentuk ketika dunia kepemudaan menjadi ruang keterlibatan saya. Saya percaya bahwa hal yang sama juga dapat terjadi pada Saudara-saudara.

Berkaitan dengan topik diskusi diatas, maka ada 2 (dua) hal yang perlu kita pahami bersama yakni (1) Potensi dan (2) Peran. Kata potensi menunjukkan pada “ tenaga ” atau “ kemampuan “ yang dimiliki oleh seseorang. Bahwa dengan potensi yang dimiliki, memungkinkannya memberi makna maupun pengaruh pada orang sekitarnya.

Pada dasarnya setiap orang memiliki potensi bahkan beberapa orang dianugerahi lebih banyak potensi dibandingkan dengan yang lain ,persoalannya bukan berapa banyak potensi yang kita miliki ,namun bagaimana kita menggunakannya. Ada banyak faktor yang turut menentukan, salah satu faktor diantaranya adalah faktor penyadaran. Jika pada tahap awal potensi yang dimiliki telah memungkinkan orang untuk berperan, maka hal itu terjadi karena pertama-tama orang itu sadar bahwa ia memiliki potensi tertentu.
Rendahnya kesadaran akan pemilikan potensi merupakan kendala awal bagi penampakan peran. Oleh karena itu diperlukan Pembinaan sebagai usaha sengaja untuk meningkatkan kesadaran tentang adanya potensi. Faktor selanjutnya yang mempengaruhi peran adalah kualitas potensi. Secara psikologis kita tahu bahwa setiap manusia memiliki kecendrungan dasar, misalnya untuk mempertahankan diri sekuat mungkin dari berbagai ancaman. Sementara itu untuk menghindarkan diri dari ancaman-ancaman yang lebih besar lagi , pastilah diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan potensi yang dimiliki. Hal ini berkaitan dengan kadar kualitas potensi, kadar kualitas ini dapat dipelihara maupun ditingkatkan melalui pembinaan dan pengembangan sebagai usaha sengaja untuk meningkatkan kualitas potensi yang dimiliki. Rendahnya kadar kualitas potensi yang dimiliki merupakan kendala bagi penampakan peran. Faktor selanjutnya yang berkaitan dengan potensi peran pemuda adalah faktor lingkungan. Yakni sejumlah keadaan eksteren, seperti budaya masyarakat, struktur sosial atau iklim politik yang bersifat membatasi atau tidak kemungkinan pemanfaatan potensi melalui penampakan peran.

II. PEMAHAMAN TENTANG POTENSI DAN PERAN PEMUDA.

Didepan telah disinggung bahwa pada dasarnya setiap pemuda memiliki potensi tertentu. Potensi itu ada pada orang perorang, maupun secara kelompok, kualitatif ataupun kuantitatif.
Kadar intelektual, keterampilan, kepribadian , maupun spiritualitas, adalah sejumlah potensi yang bersifat kualitatif. Sedangkan jumlah pemuda yang cukup besar dalam peta demografi kita misalnya bisa disebut sebagai potensi kuantitatif. Baik secara kuantitatif maupun kualitatif, pengaruh yang dimiliki pemuda Indonesia cukup besar. Tetapi apakah pengaruh dimaksud berkemampuan secara efektif dalam menuntun, mengendalikan atau menghasilkan perubahan ?

Pentingnya kesadaran terhadap potensi yang dimiliki, dapat kita lihat sejenak kemasa lalu, maka akan terlihat bahwa kesadaran dimaksud ikut menentukan intensitas keterlibatan pemuda dalam melakukan bahkan memperjuangkan terjadinya perubahan-perubahan. Hal ini turut ditunjang oleh tekanan, dan penderitaan yang dihasilkan oleh kolonialisme serta adanya kesatuan pandang mengenai tantangan bersama yang perlu dihadapi dan dipecahkan. Dari sini kita dapat melihat bahwa kesadaran terhadap potensi yang dimiliki pemuda mendapatkan arti ketika kesadaran yang dimaksud dihubungkan dengan kondisi nyata serta cita-cita untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik.

Tingkat kesadaran terhadap potensi diri, serta tingkat kepekaan terhadap kondisi nyata maupun kadar kemauan untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik, tidaklah homogen saat kini. Ia nampak berbeda-beda disetiap tempat dan terwujud dalam berbagai bentuk. Jangkauan pendidikan formal turut berpengaruh, disamping hal-hal lainnya. Karena rata-rata pemuda yang memiliki proses pendidikan yang lebih baik memiliki nilai lebih dalam mengembangkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya. Memang kita tidak mungkin meletakkan seluruh harapan pada proses pendidikan formal maupun hasilnya. Jalur pendidikan nonformal seyogianya turut bertanggungjawab dalam memecahkan masalah ini.

Dalam hal ini tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa pengorganisasian pemuda yang kita kenal dalam berbagai bentuk, baik itu Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) maupun Organisasi profesi yang menghimpun para pemuda, juga menyandang tugas-tugas pendidikan yang memberi nilai tambah bagi pemuda Indonesia. Sebab pada hakekatnya organisasi-organisasi yang dimaksud turut tergolong sebagai media pendidikan pada jalur non formal, yang ikut berperan mengoptimalkan upaya pendidikan formal (sekolah) maupun pendidikan nonformal . Selain daripada itu pemerintah juga turut bertanggung jawab untuk mengembangkan wadah generasi muda dan pengadaan fasilitas serta sarana yang bisa dipakai bagi pengembangan potensi pemuda.

Apabila kita cermat mengamati, potensi pemuda belumlah secara baik tersalur menurut kepelbagaiannya. Adapun saluran yang popular mengakomodasi potensi pemuda dewasa ini nampaknya terbatas pada bidang-bidang politik, kesenian , dan olah raga. Hal ini bertambah menyulitkan ketika penelitian yang pernah diadakan memberikan data, bahwa minat pemuda yang menyalurkan potensinya dengan cara melibatkan diri kedalam organisasi-organisasi kepemudaan hanya berkisar +/- 25 % dari jumlah pemuda Indonesia yang ada.
Organisasi-organisasi kepemudaan dimaksud agaknya kurang menarik dimata sebagian besar pemuda. Padahal strategi pembinaan pemuda yang dapat dipahami melalui Undang-undang tentang Organisasi Kemasyarakatan (UU No. 8 Thn 1985) memberi fungsi yang tegas kepada organisasi kemasyarakatan untuk mengartikulasi aspirasi para anggotanya. Patut untuk direnungkan bersama, betapa minimnya kemungkinan mengartikulasikan potensi pemuda, jika memang dalam kenyataannya Organisasi Kemasyarakatan khususnya Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) hanya menyerap +/- 25 % jumlah pemuda Indonesia.
Pengaruh lain dari kenyataan ini, adalah menurunnya peran pemuda terutama bila peran dimaksud kita hubungkan dengan kemungkinan melakukan perubahan dalam kehidupan masyarakat.

Kita sering mendengar pengakuan masyarakat bahwa pemuda adalah harapan, tulang punggung, pelopor kemajuan atau generasi masa depan yang sangat diharapkan berkiprah mulai dari masa sekarang. Ungkapan-ungkapan semacam itu adalah bagaikan madu sekaligus racun. Ia adalah madu karena dapat mengingatkan pemuda akan tanggungjawabnya kini maupun masa mendatang. Tapi ia juga racun karena ungkapan sejenis kerap melambungkan angan-angan pemuda sehingga tertidur tanpa melakukan apa-apa. Bahwa dalam setiap rumusan retorika terkandung sekaligus pengaruh positif dan negatif. Pengakuan masyarakat atas peran pemuda sebaiknya ditentukan di medan nyata. Itu bermakna pengakuan atas peran pemuda berdasarkan potensinya harus dibangkitkan oleh pemuda itu sendiri lewat karya-karya nyatanya, bukan hanya angan-angan dan kita tidak ingin hanya menjadi “objeck pelengkap saja”.

“ Pemuda diakui karena berperan “. Itulah pengakuan kultural yang patut menyertai pengakuan pengakuan yang bersifat politis.

Dapat dikatakan bahwa secara historis, pengakuan atas potensi pemuda cukup dominan hingga kini. Hal ini agak berbeda dengan pengakuan politis yang saya kemukakan diatas. Tetapi pengakuan historis harus kita terima secara jujur, bahwa pengakuan itu lahir karena peran pemuda dimasa lampau. Sedangkan masa depan kita akan diwarnai oleh Ilmu Pengetahuan dan Teknologi secara sangat dominan, Hal ini menantang peran pemuda yang berbeda dengan masa lampau. Oleh karena itu merupakan suatu kebutuhan yang mendesak bagi kita untuk terus membina/mengembangkan potensi agar lebih berkualitas serta mengembangkan peran kesegala bidang kehidupan. Ini terutama berkaitan dengan peran dibidang ekonomi, politik, sosial dan budaya. Masalah-masalah berat dibidang ekonomi, politik, sosial dan budaya yang kita hadapi sekarang ini maupun dimasa datang bakal menyergap keberadaan pemuda. Antisipasi kita terhadap kemungkinan ini mestinya kita lakukan sekarang juga !!


III. PEMBINAAN POTENSI DAN PENGEMBANGAN PERAN PEMUDA.

Dalam hal ini pemuda tidaklah berperan sendiri dalam keseluruhan perkembangan masyarakat, akan tetapi menjadi tanggung jawab semua pihak pemerintah, organisasi politik dan organisasi masyarakat. Pembinaan potensi dan pengembangan peran pemuda dapat didekati sebagai berikut :

1. Pembinaan mesti memperhatikan dengan teliti jenis potensi, serta kualitas potensi yang dimiliki pemuda,
2. Pembinaan harus berfungsi mengaitkan kesadaran dengan kepekaan terhadap kondisi nyata naupun tuntutan nyata perkembangan kehidupan masyarakat, bangsa dan Negaranya. Itu berarti pembinaan menjadi bagian dari keseluruhan sistem yang dibangun kesegala bidang kehidupan,
3. Pembinaan harus berfungsi sebagai alat pembangkit kesadaran pemuda, baik terhadap potensi maupun terhadap peran pemuda,
4. Pembinaan harus memampukan pemuda berdialog dengan semua unsur atau komponen kemasyarakatan yang berkaitan dengan dirinya. Ini terasa perlu untuk mencegah tumbuhnya kecendrungan eksklusif dalam diri pemuda, terutama sebagai kelompok potensial. Dialog juga harus digunakan sebagai metode antara yang melakukan pembinaan dan yang dibina,
5. Pengembangan wadah pembinaan generasi muda seperti organisasi kepemudaan,pramuka ,organisasi olah raga dan lain-lain perlu ditingkatkan dengan mengusahakan bertambahnya fasilitas dan sarana yang bisa dipakai bagi pengembangan potensi pemuda .
6. Pembinaan dan pengembangan potensi pemuda haruslah didukung oleh iklim yang sehat sehingga memungkinkan kreatifitas pemuda berkembang secara wajar. Dan yang paling penting adalah melibatkan generasi muda dalam pelaksanaan pembangunan daerah.

IV. PENUTUP.
Demikianlah materi ceramah ini disampaikan, semoga bermanfaat bagi kita semuanya.

Lubuk Pakam , 27 Desember 2005,
Penceramah,


T. ACHMAD THALA’A

Ameck Center, adalah sebuah nama kelompok relawan yang diharapkan terus hidup sejalan dengan semangat hidupnya pembelajaran demokrasi bagi masyarakat yang memang peduli terhadap peran masyarakat untuk mewujudkan masyarakat madani yang berdaya, bukan ditipu daya atau bahkan diperdaya.

Ameck center membuka sebuah ruang kebersamaan yang tulus tanpa sekat apapun sehingga semua pihak dapat terlibat, berperan, berpartisipasi, bertukar informasi dan menjadi sebuah simpul relawan.

Jika anda tertarik untuk bergabung, satu hal yang harus paling anda sadari dan sepakati bahwa kita selaku manusia memang dituntut untuk rela berpikir, berjuang, berkorban, bekerja dan berkarya nyata demi kepentingan orang lain itulah artinya kita menjadi relawan, sebab salah satu sendi filosofi seorang relawan adalah "KITA AKAN BERMANFAAT, JIKA KITA DAPAT MEMBERIKAN SEBUAH MANFAAT BAGI ORANG LAIN".

Istilah “ relawan ” telah menjadi wacana yang sangat kuat di tengah-tengah masyarakat. Relawan dan kerelawanan memiliki konotasi yang sangat positif di tengah-tengah masyarakat. Relawan dan aktivitas kerelawanan potensial menjadi sebuah gerakan sosial sekaligus menjadi modal sosial yang dasyat untuk menciptakan perubahan. Makin besarnya animo berbagai pihak baik masyarakat umum, korporasi, media, profesional, akademisi, pelajar, mahasiswa, dan elemen masyarakat lainya terhadap aktivitas kerelawanan. Makin meluasnya stakeholder kerelawanan seiring dengan semakin cepatnya berbagai perubahan ektrim yang melanda dunia, baik perubahan fisik maupun sosial sebagai ancaman serius atas eksistensi manusia. Alasan terpenting sekaligus tujuan dari pengelolaan relawan ini adalah pemberdayaan masyarakat sipil (civil society empowerment) : (1) Pemberdayaan masyarakat sipil sangat penting, sangat menentukan eksistensi sebuah bangsa, sangat menentukan derajat sebuah bangsa, menjadi ukuran harga diri sebuah bangsa dan negara, (2) Masyarakat merupakan bagian terpenting dari konstruksi sebuah nation, bagi sebuah bangsa dan negara, (3) Masyarakat merupakan unsur terpenting karena masyarakat merupakan komunitas inti dan mayoritas, (4) Pemberdayaan masyarakat sipil (civil society empowerment) sejatinya adalah tugas negara, (5) Masyarakat merupakan modal utama pembangunan, (6) Oleh karena itu masyarakat sesungguhnya harus merupakan subjek pembagunan, bukan sebaliknya, (7) Agar masyarakat bisa menjadi subjek pembangunan, maka masyarakat mutlak harus berdaya (cerdas, sehat, mandiri), (8) Peran menjadikan masyarakat sebagai subjek pembangunan dan menjadikan masyarakat yang berdaya seyogyanya menjadi platform pembangunan nasional, menjadi arah pembangunan nasional, (9) Peran ini harus menjadi peran bersama semua elemen bangsa tanpa terkecuali. (10) Sehingga siapapun yang tidak memiliki komitmen dan tidak mampu menjamin pemberdayaan masyarakat, maka ia tak layak menjadi pemimpin bangsa dan negara, tak layak menjadi aparat masyarakat, (11) Iniah ruang dan kesempatan untuk ambil peran, untuk menjadi bagian penting sebagai elemen anak bangsa dalam pembangunan masyarakat madani, masyarakat yang BERCAHAYA ( beriman , cerdas, handal, dan berbudaya)

Menjadi anggota relawan sama artinya menjadi aparat negara : (1) Tetapi bukan aparat negara yang memanipulasi masyarakat, (2) Bukan aparat negara yang menjadikan masyarakat sebagai objek kepentingan dirinya dan golonganya, (3) Bukan aparat negara yang menjadikan masyarakat sebagai komoditas dan alat hegomoni kekuasaanya, (4) Bukan aparat negara yang korup, rakus, dan tak bermoral. (5) Tetapi aparat negara yang humanis, peduli, bertanggungjawab, menjadi bagian integral dari masyarakat, hidup sejajar dengan masyarakat, menjadi contoh masyarakat, menjadi sumber inspirasi masyarakat,dan menjadi pendamping masyarakat.

Adalah pekerjaan kita semua untuk menjadikan pengelolaan relawan ini menjadi berbentuk, menjadi jelas, terarah, menemukan format dan jati dirinya, sehingga bisa menjadi organisasi profesional seperti yang kita cita-citakan. Ini bukan pekerjaan sekejap, bukan pekerjaan instan, bukan pekerjaan tanpa proses, untuk menjadikan semuanya seperti yang kita mimpikan pastilah memerlukan perjuangan, memerlukan profesionalitas, memerlukan kekuatan visi, dan semangat bergelora. Tak akan ada istana megah dibuat sekejap, juga tak akan ada intan permata yang tak diambil dari kedalaman bumi yang pekat, tak akan ada mutiara berserakan di pantai, pastilah harus dirogoh dari dasar kedalam samudera. Maka, pastilah pula untuk meraih kesuksesanya memerlukan perjuagan keras. Ayo, marilah kita sambut tantangan indah ini dengan cinta, dengan semangat, dengan etos yang menyala, agar tak terhentikan. Semoga!

VISI,MISI DAN TUJUAN

Adapun yang menjadi Visi Ameck Center adalah :

Mewujudkan masyarakat Indonesia madani yang BERCAHAYA ( beriman , cerdas, handal, dan berbudaya)

Dengan Mengemban Misi :

1. Peningkatan peran masyarakat dalam berbagai aspek
kehidupan berbangsa dan negara
2. Peningkatan pemberdayaan masyarakat untuk
mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik

Tujuan umum organisasi relawan Ameck Center :
1. Menyediakan wadah bagi setiap orang yang ingin
berkarya untuk kepentingan orang banyak
2. Mengumpulkan berbagai ide dan gagasan positif untuk
kemashalatan ummat
3. Melaksanakan berbagai program kerja dan kegiatan
pendidikan pelatihan (Diklat), Penelitian dan
Pengembangan (litbang) serta pemberdayaan
masyarakat

PROGRAM KERJA

1. Penguatan kapasitas Lembaga berbadan hukum
Yayasan
2. Rekrutmen Staf dan Internal Management Building
3. Sosialisasi dan diseminasi lembaga
4. Pembentukan simpul-simpul relawan
5. Pendampingan peningkatan ekonomi masyarakat desa
6. Peningkatan pemahaman dan pendidikan politik
7. Pembentukan komunitas masyarakat madani
8. Penerbitan Media Berkala
9. Pengumpulan bea siswa bagi anak putus sekolah
10. penyaluran potensi zakat, infaq dan sadaqah

WILAYAH KERJA

Ameck Center pada tahapan awal masih menjalankan operasional di wilayah Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara, dan untuk tujuan jangka panjang perluasan wilayah kerja sangat dimungkinkan

Posted by Picasa

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama      :     Drs T.Akhmad Thala’a ( Ameck )
Tempat/Tgl.Lahir   : Medan, 20 Juli 1962
Agama  :  Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat   : Jl.Sukaramai No 11 / STM Kp.Baru Medan – 20146

I.PENDIDIKAN :

SD Harapan         : 1976 (Tamat)
SMP Harapan     : 1980 (Tamat)
SMA Harapan     : 1983 (Tamat)
FISIPOL UISU   : 1989 (Tamat)

II. RIWAYAT ORGANISASI :

1985 – 1989  :  Biro DPD AMPI DS
1989 – 1994   : Wakil   Ketua DPD AMPI DS
1992 – 1995      : Wakil   Ketua DPD KNPI DS
1992 – sekarang    : Anggota Luar Biasa FKPPI DS
1992 – 1997       :  Wakil  Bendahara DPD Golkar DS
1994 – 2000     : Wkl Ketua DPD AMPI DS
1995 – 1999      : Ketua DPD KNPI DS
1995 – 2000     : Anggota MPO GM KOSGORO DS
1999 – 2002     : Ketua Majelis Pemuda KNPI DS
1999 – sekarang   : Anggota Dewan Pertimbangan PPM DS
2000 – sekarang   : Wkl Ketua DPD Golkar DS
2000 – sekarang   : Wanhat IPK DS
2000 – sekarang : Ketua Lembaga Peduli Masyarakat Nelayan DS
2001 – 2003        : Wkl Ketua DPC HNSI DS
2001 – sekarang : Wanhat AMPI DS
2001 – 2004      : Ketua BPC HIPMI DS
2001 – sekarang  : Wkl Ketua Ikatan Alumni Fisipol UISU
2003 – sekarang   :   Ketua Pertimbangan FORKALA DS
2003 – sekarang  :  Ketua Dewan Penasehat KNPI Deli Serdang
2003 – sekarang   :    Ketua   AMPG   Deli Serdang
2003 – sekarang   : Penasehat FKPPI Deli Serdang
2004 – sekarang  : Wakil Ketua DPD Partai Golkar Deli Serdang
2008 ¬ sekarang : Ketua Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI) Deli Serdang




II.PENGALAMAN JABATAN :

1995 – 1997     : Anggota DPRD Deli Serdang
1997 – 1999   : Anggota DPRD DS / Ketua Komisi “ E ”
1989 – 1991     : Direktur CV.Sinar Serdang
1992 – 1999     : Direktur CV.Dita Sinar Pertiwi
2000 – sekarang     : Direktur CV.Sinar Serdang Prima
2002 – sekarang     : Badan Pendiri  Yayasan Universitas Amir Hamzah
2003 – sekarang     : Direktur PT.PPP Serdang Hilir
2004 – 2009   : Anggota DPRD Deli Serdang

IV.KURSUS/SEMINAR :

Juli – Agustus 1990 : Kursus Kepemimpinan Berorganisasi di IIP Bandung
Juli – Agustus 1990    :       Mengikuti pendidikan pada Lembaga Ilmu Komputer &
                        Manajemen Indonesia di Bandung
              Agustus - September  1990  : Ventura Desktop Publishing di JCC Bandung.2000
1991 :  Pelatihan Teknis Sertifikasi Perusahaan diselenggarakan  KADIN SU & ASPANJI SU
      


V.LAIN-LAIN :
2001   

2001 : Penerima Award dari KNPI Deli Serdang
2008   : Calon Bupati Deli Serdang periode 2004-2009 diusung 8 Partai Politik
                                   





(Drs.T.Akhmad Thala’a)

Ameck Center pada awalnya adalah kumpulan relawan pendukung ameck untuk menuju kursi orang nomor satu di deli serdang pada pilkada 2008 yang lalu , namun setelah pilkada usai banyak permintaan agar ameck center ini dipermanenkan menjadi sebuah lembaga swadaya masyarakat yang fokus pada pemberdayaan masyarakat khususnya masyarakat yang ada di kabupaten deli serdang ,saat ini ameck center sedang melakukan konsolidasi dalam rangka pembentukan ameck center ditingkat kecamatan dan Alhamdulillah sambutan masyarakat cukup baik sehingga dalam tahun ini direncanakan akan diadakan deklarasi akbar ameck center di kabupaten deli serdang

Sambutan supporter Pantas ketika kampanye putaran terakhir di percut sei tuan



F-SBSI 1992 Teken MoU Menangkan “ PANTAS”
Tg. Morawa, 14/08/08
Federasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (F-SBSI) 1992 bertekad memenangkan pasangan calon Bupati DS Drs. T. Akhmad Thala’a dan Satrya Yudha Wibowo, ST atau yang kerab di sebut “ PANTAS ” dalam pentas Pilkada bulan Oktober 2008 mendatang. Penandatanganan MoU yang dilakukan langsung oleh Korwil F-SBSI 1992 Drs. Pahala Napitupulu dan calon Bupati DS Drs. T. Akhmad Thala’a dalam rangkaian acara Rapat Kerja Cabang (Rakercab) DPC. F-SBSI 1992 di Wisma Tanjung Morawa, Minggu 10/08/08. Turut Hadir dalam acara tersebut Ketua DPC-SBSI 1992 Genueri Ghea, Ketua SBSI Kota Medan Yasin Waruwu, Koordinator ABDES Anggiat Pasaribu, Sekretaris ABDES Bambang Hermanto dan pengurus serikat buruh dari SPN, SBRI dan SBM.
Korwil SBSI Drs. Pahala Napitulu dihadapan ratusan buruh dan seluruh pimpinan Komisariat unit Perusahaan SBSI se kab. Deli Serdang menegaskan bahwa dukungan ini merupakan pertarungan marwah nasib buruh yang harus di jalankan secara sungguh-sungguh jika memang buruh di Deli Serdang benar-benar menginginkan Kesejahteraan yang lebih baik. Sementara T. Amek sendiri dalam sambutannya, merasa terharu atas dukungan yang diberikan oleh F-SBSI, diakui oleh T. Amek : “ nasib Buruh saat ini memang memprihatinkan, dan kurang mendapat perhatian yang serius dari Pemkab Deli Serdang “. T. Amek bertekad, akan memperbaiki kesejahteraan buruh di kab. Deli Serdang sesuai kewenanangannya sebagai Bupati merujuk pada pertauran dan ketentuan yang berlaku. Sementara itu ketua DPC-F-SBSI DS Genueri Ghea memaparkan bahwa pilihan SBSI tidak salah dan sangat PANTAS, sebab dalam diri T. Amek terhadap sikap santun dan mudah berkomunikasi kepada siapa saja, khususnya buruh. Untuk itu Gea, menghimbau kepada seluruh Buruh dan keluarga buruh yang ada di kabupaten Deli Serdang untuk terus mensosialisasikan pemenangan PANTAS pada bulan Oktober Mendatang.(ameckcenter)